GELORANEWS -Wacana Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Tengah tengah menuai perbincangan publik.
Pro dan kontra mengiringi, salah satunya datang dari pegiat media sosial Eko Kuntadhi. Rupanya Eko memberi dukungan untuk majunya Gibran di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Namun menariknya, Eko menduga Gibran akan berhadapan dengan Bakal Calon Presiden 2024 Partai NasDem, Anies Baswedan, di kontestasi tersebut. Bagaimana bisa?
Dilihat di kanal YouTube COKRO TV, Eko menilai Gibran sangat mungkin untuk direkomendasikan PDI Perjuangan di Pilgub DKI Jakarta 2024. Sementara Eko menilai Anies masih terombang-ambing karena Koalisi Perubahan belum pasti mengusungnya di Pemilihan Presiden 2024.
"Kalau nggak jadi kan kemungkinan akan bertarung di Pilkada Jakarta. Kalaupun sekarang niatnya jadi presiden, tentu saja itu sangat bergantung dari kesepakatan partai-partai koalisinya, (padahal) PKS, Demokrat, dan NasDem sampai sekarang masih cakar-cakaran," jelas Eko, dikutip pada Sabtu (21/1/2023).
"Kalau dia (Anies) gagal di Pilpres, pasti akan turun kelas atau katakanlah balik lagi ke Pilkada Jakarta," tutur Eko, lalu lanjut memprediksi nama-nama lain yang akan memperebutkan DKI 1.
Misalnya Partai Gerindra akan mengusung Ahmad Riza Patria yang kemarin menjadi wakil Anies. Lalu nama Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, juga berpotensi dicalonkan tahun 2024 mendatang.
Di sisi lain, nama Gibran memiliki elektabilitas yang cukup baik. "Kalau Jakarta membuka peluang dia buat bertarung, rasa-rasanya seru juga," ucap Eko.
"Gue sih membayangkan, pertarungan di Jakarta nanti, Pak Anies yang gagal di Pilpres akan masuk lagi di Jakarta kemudian bertarung melawan anaknya Pak Jokowi. Jadi ini memang kelasnya bukan kelasnya Pak Jokowi, cukup dipertarungkan dengan Gibran, mantan Wali Kota Solo," terangnya melanjutkan.
Eko menilai Gibran memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya karena usianya masih muda dan mempunyai gaya memimpin yang cocok dengan demografi warga Ibu Kota yang didominasi usia muda serta produktif.
"Dua orang ini barangkali menjadi hal yang sangat bertolakbelakang. Gibran itu ngomongnya sangat sedikit, jarang melontarkan statement yang berbunga-bunga," ungkap Eko.
Namun poin pentingnya, menurut Eko, Gibran dianggap mampu bekerja di Ibu Kota. "Karena orang pengin lihat orang yang kerja, yang melayani dengan tangannya, dengan hatinya, pemimpin yang mengeksekusi program bukan yang cuma ngomong yang dieksekusi cuma mengganti nama jalan," tuturnya.
Sumber: suara